Senin, 21 Juli 2014

Bertahan Hidup atau Mati jadi Pecundang : Part 1


  
Note : Note : Nama-nama dari pemeran cerita ini saya samarkan


Perkenalkan :
Nama      : Putra
Tinggi      : Lupa XD
Berat      : Lupa Juga XD
Lahir       : 10 April 2000 (Jika dihitung sekarang umurku baru 14 tahun)
Hobi        : Membaca, dengerin musik, bersepeda, Main PS dan Game Online


10 Oktober 2014, 07.15

“Gubrakk…” Tiba-tiba aku menabrak seorang teman wanitaku di sekolah.
“Ehhh.. maaf gk sengaja, maaf ya..”
dengan sedikit belas kasihku meminta maaf,
“Iya gk apa-apa kok.. lain kali hati-hati ya..”
Temanku satu ini memang terkenal pemaaf, dia bernama Nadia. Ohh iya.. aku lupa.. panggil saja aku Putra.. malah ngenalin teman, hehe. Seperti biasa pelajaran di sekolah pun dimulai, pelajaran berlangsung hingga waktu istirahat sekolah.

10 Oktober 2014, 09.16

“Krriiiinnngggg…”,
‘Akhirnya…’
Pikirku dalam hati. Secepat kilat ku menuju ke kantin, lalu pesan sesuatu dan membayarnya.
“Wiiihhh.. kayaknya enak nih..”
sambil menatap nasi goreng dengan paha ayam, telur, dan mie diatasnya, dan tidak lupa sayur mayur yang bikin sehat. Ketika tengah makan ada temanku mukul dari belakang,
“Etdah.. kesedek gw..”
Sambil minum aku mendengarkan temanku yang memukulku tadi.
“Ehh.. ntar malem ada Film “The Walking Dead” lagi.. ingat gk?”
dia bertanya, kenapa dia bertanya seperti itu?? Karena kami sama-sama suka film itu.
“Ohh iya.. untung ada lo.. kalo gk pasti gw dah lupa..”.
“Bah…”
Jawabnya. Ohh iya.. Perkenalkan :

Nama      : Aldi
Tinggi      : 163 cm
Berat      : 69 Kg
Lahir       : 5 Desember 1999
Hobi        : Dengerin musik, Godain cewek cantik (Bah…)

“Di.. tungguin gw ya, gw habisin dulu nih makanan gw. Baru masuk kelas.”
Pintaku.
“Yaudah.. cepetan..” jawabnya.
“Seeppp..”
Dengan cepat makananku habis seketika,
“Yuk Masuk kelas”
“Busyeett dah Put.. Cepet amat”
“Amat di kelas..”
“Bah..” Dia pun langsung tertawa.

10 Oktober 2014, 09.26

Ketika kami berdua melangkah ke dalam kelas,
“Ehhh.. itu si Putra.”
Aku terkejut kenapa temenku pada nyariin aku.
“Put.. Tolongin dong..”
“Napa?”
“Bantuin soal matematika”
“Etdah.. gw kira apaan..”
“Kan lu paling pinter Matematika”
“Pffffttt… Mana soalnya??”
“Nih”
“Astaga.. ini pelajaran kita kelas 2 dulu..”
“Lupa..” Dengan sedikit manja di bicara.
“Astaga.. lu cewek coba cowok gk gw tolong”
“Bah..”

Kulihat dari jauh, si Aldi godain si Nadia.
‘Genit amat itu anak’ pikirku dalam hati.
“Nih dah selesai”
“Makasih Put” Sedikit manja dia bicara.
“Ya..”

Perkenalkan :
Nama      : Aurelia (Sering dipanggil lia)
Tinggi      : 163 cm
Berat      : 58 Kg
Lahir       : 9 Februari 2000
Hobi        : Membaca, berenang.

10 Oktober 2014, 13.30

“Astaga.. panas + Gerah menyerangku” Pikirku.
“Krrrriiiiiinnnggg…”
“YYYEEEEAAAAHHHH…” Sontak anak-anak melihatku
“Kenapa lo Put??” tanya temanku amat
“Latihan nyanyi” lalu semua temanku tertawa. Memang aku suka ngebanyol, apalagi kalau mereka itu sampai sakit perut tertawa.
“Put.. nanti main ke rumah gw bisa gk??” tanya Aldi.
“Waduh.. gk bisa Di..”
“Kenapa??”
“Pengen tidur”
“Bah”

Lalu ku keluar dari kelas. Disini Cerita Bermula.

Aku pulang dengan berjalan kaki, karena aku tak memiliki sepeda motor. Padahal aku sudah lihai mengendarainya. Kulihat beberapa temanku pulang sambil kebut-kebutan.
“Gubrakkk… arrhhhhggggg… Tolong…”
‘Itu suara Aldi’
Langsung ku berlari menuju arah suara itu.
“Di.. lu kenapa??”
Terlihat darah meluncur dari kepalanya, ternyata dia kecelakaan hingga terjatuh dari sepeda motonya karena hampir menabrak seorang nenek-nenek yang berjalan terpincang-pincang.
“Ayo Di.. sini gw bantu..”
Lalu aku mengantar Aldi pulang kerumahnya sambil mengendongnya, tanpa menghiraukan motornya.
“Aldi..!!” teriak ibunya dari dalam rumahnya.
Lalu Aldi dibawa kedalam rumah sedangkan aku berpamitan dengan ibunya untuk pulang.

10 Oktober 2014, 13.51

Akupun tiba di depan rumahku, masuk dan langsung tidur.

10 Oktober 2014, 15.12

Entah kenapa aku terbangun, ternyata aku mendengar suara yang berasal dari televisi yang lupaku matikan. Di TV itu pun ada berita baru,
“Pemirsa.. Seorang tunawisma menggigit seorang wanita hingga tewas diperkirakan motif pembunuhan karena dendam lamanya. Pelaku masih diselidiki.”
Disini aku berpikir kalau ada sesuatu yang janggal, kenapa pelakunya membunuh dengan menggigit. Dendam lamanya kembali, tapi kenapa ia tidak menembak atau menusuk wanita itu dengan pisau saja.
Ketika itu aku teringat dengan film yang dibicarakanku dengan Aldi tadi.
“Aahhh.. tidak mungkin.”
Aku berpikir positif saja.

Tidak lama kemudian terdengar suara tetanggaku berteriak, ya.. suara wanita. Kulihat seseorang keluar dengan terpincang dari dalam rumahnya. Lalu banyak tetanggaku yang langsung mendatangi rumahnya, dan para pria mengejar orang pincang itu.

Lalu suara aneh yang tidak bisaku jelaskan pun mulai terdengar ditelingaku.
“Astaga.. apa ini.. apa yang terjadi.. pikirku..” Lalu aku melihat keluar Jendela.
“Astaga.. i.. itu.. itu Zombie..” kakiku terasa lemah seketika.
“Aku.. Aku harus bertahan hidup..” lalu aku menyambar Tasku dan mengisinya dengan barang yang aku butuhkan. Laluku ambil pemukul baseballku, lalu langsung menuju pintu belakang.
“Mudah-mudahan tidak ada apa-apa di belakang” Lalu aku mengintip dari jendela pintu belakang rumahku.
“Aman” Dengan sedikit berbisik aku bicara. Aku berjalan sedikit berjinjit. Tidak terjadi apa-apa.
“Aku harus kemana? Oh.. aku ingat cerita yang aku baca di internet.” Aku langsung menuju Kantor polisi terdekat. Dan.. Jreng.. Jreng.. Aman.. ternyata tidak hanya aku disana, ada Aldi.

“Di.. ini apa? Di.. kenapa ada Zombie begini?”
“Aku juga bingung Put”
“Kita berlindung disini sementara untuk keamanan kita”
“Ya”

Selang beberapa lama, terdengar tembakan dari luar.


“Ayo Di.. Kita keluar..”
“Tunggu dulu Put..” Aldi yang tadinya berbalut dikepala entah menuju kemana. Dari sebuah ruangan Aldi keluar.
“Ini Put.. Ambil ini..” Aku sempat tak percaya apa yang ditanganku. Sebuah Mini UZI.
 “Astaga Di.. aku tidak bisa gunakan ini.. Aku Lebih ahli dengan Pemukul Baseballku ini dan.. Katana..”
“Kalau begitu ayo kerumahku”
“Rumahmu jauh, 30 Menit jalan kaki dari sini.”
“Oleh karena itu aku dibelikan motor!” Kami langsung tancap gas dan menuju rumah Aldi.

Bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar